Jika kamu mendengar kata “atlet”, pasti yang muncul di benakmu adalah atlet lari, atlet sepak bola, atlet renang, dan bidang olahraga umum lainnya, kan? Namun, tahukah kamu bahwa balapan mobil juga termasuk ke dalam bidang olahraga, lho! Para driver-nya pun dapat kita sebut sebagai atlet.
Ada banyak jenis olahraga balapan mobil, salah satunya adalah Formula One atau biasa disebut F1. F1 menduduki kelas tertinggi dalam balapan mobil internasional yang diatur oleh Fédération Internationale de l'Automobile atau FIA. Selain itu, F1 merupakan balapan single-seater dengan performa yang canggih.
Sejak bergulirnya F1 mulai pada tahun 1950 hingga tahun 2022, balap mobil F1 masih dipenuhi dengan driver laki-laki. Mungkin kamu mengenali beberapa driver legendarisnya seperti, Schumacher, Niki Lauda, Ayrton Senna, Lewis Hamilton hingga Max Verstappen. Pada tahun 2022, F1 membuat sebuah ”gebrakan” baru yaitu, meluncurkan program balap mobil khusus untuk driver wanita yang bernama F1 Academy. F1 Academy diluncurkan dengan tujuan untuk membantu dan membentuk para driver perempuan supaya mereka lebih siap untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi dalam olahraga motorsport seperti, Formula 3, Formula 2 dan Formula 1. F1 Academy juga akan menyediakan berbagai bentuk dukungan mulai dari dukungan secara teknis, fisik dan mental kepada driver perempuannya.
Meski F1 Academy baru dibangun pada tahun 2022 dan secara resmi diluncurkan pada tahun 2023, pembalap wanita F1 Academy bukanlah yang pertama yang berkontribusi pada bidang olahraga motorsport. Ada lima pembalap wanita yang secara resmi pernah menjadi pembalap di F1 yaitu, Maria Teresa (periode 1958-1959), Lella Lombardi (periode 1974-1976), Divina Galica (periode 1976), Desiré Wilson (periode 1980) dan Giovanna Amati (Periode 1992). Setelah Giovanna Amati, tidak ada lagi pembalap wanita yang mengisi kursi di F1 karena performa pembalap perempuan dianggap tidak begitu baik meskipun beberapa di antara mereka sempat meraih kemenangan. Hal ini pula yang mendasari dibentuknya F1 academy yang bertujuan agar pembalap wanita bisa memiliki performa yang sama dengan pembalap laki-laki.
Carrie Schreiner merupakan pembalap wanita di F1 Academy asal Jerman yang berada di tim Kick Sauber. Melalui wawancaranya di kanal Youtube Motorsport-Magazin Talk, yang berjudul “Carrie Schreiner: “Motorsport ist nicht nur für Männer!” | F1 Academy Interview”, Schreiner menyebutkan bahwa ia memulai kariernya di dunia balap mobil sejak umur 10 tahun dengan mobil Kart. Ia juga menyebutkan bahwa umumnya sangat sedikit perempuan yang tertarik untuk menjadi pembalap motorsport, tetapi ia sangat menyukainya. Ia mendapatkan passion untuk berkarier di dunia motorsport dari ayahnya yang juga seorang pembalap.
Schreiner mengutarakan kesulitannya saat menjadi pembalap F1 Academy. Umumnya, perempuan tidak memiliki tenaga yang sama seperti laki-laki. Ia menganalogikan lari maraton untuk membuat gambaran kekuatan perempuan dan laki-laki.
"Natürlich kann man als Frau nie die gleiche Zeit fahren, gleiche Zeit laufen wie ein Marathonläufer als Mann, das ist natürlich eher schwieriger,” ujarnya, “aber trotzdem ist man, hat man ja noch ein Fahrzeug unter sich und es ist nicht nur der Körper dafür verantwortlich”.
Ia menambahkan bahwa dengan kerja keras dan latihan yang ketat, kemampuan perempuan dalam mengendarai mobil balap bisa sebanding dengan laki-laki karena kecanggihan mobil yang digunakan juga akan memengaruhinya.
Schreiner juga menjelaskan bahwa mengendarai mobil balap bukanlah hal yang mudah. Ia harus menumpukan kekuatannya pada setir mobil dan membawa mobil F1 seberat 500 kg. Tak jarang juga tangannya terasa terbakar ketika sedang balapan. Tetapi, di balik semua kesulitan itu, Schreiner sangat enjoy dan senang dengan profesinya sebagai pembalap wanita.
Perempuan yang identik dengan pekerjaan yang lembut dan feminin, diberikan peluang untuk berkontribusi pada olahraga motorsport yang mana profesi tersebut memerlukan latihan yang keras dan harus kuat secara fisik maupun mental. Dibentuknya F1 Academy sebagai wadah untuk para wanita yang memiliki passion di dunia balap membuktikan bahwa eksklusivitas cabang olahraga balap yang berdasar pada gender telah hilang. Perempuan juga memiliki hak untuk menyalurkan bakatnya di motorsport sehingga olahraga F1 menjadi cabang olahraga yang inklusif bagi semua gender.
Teks: Dita Aulia R.
Penyunting Teks: Juwairiyah Fadhilatul Munawaroh
Ilustrasi: Tiara Karina