Walking on the Battlefield Fearless


Kok tiba-tiba battlefield, battlefield apa, sih ini? Yang pasti bukan medan perang yang gitu, ya. Kalian masih ingat nggak sama Pemilihan Mahasiswa Berprestasi beberapa bulan lalu? Nah, Tim Sprich! Magazin berkesempatan untuk berbincang dengan perwakilan Sastra Jerman di Pemilihan Mahasiswa Berprestasi FIB UI 2021 yang pastinya keren banget! Siapa lagi kalau bukan Raisya Amanda Ichsan.  Di sini, ia akan bercerita mengenai lomba bergengsi di tingkat fakultas ini.


NGGAK NYANGKA BISA JADI WAKIL SASJER DI PILMAPRES!

Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) diadakan setiap tahunnya di Universitas Indonesia (UI) dan diikuti oleh semua jurusan di UI. Seleksi dilakukan dari tingkat fakultas dan kemudian tingkat universitas. Lomba ini ditujukan untuk mengembangkan pemikiran saintifik dan semangat daya juang mahasiswa yang juga menimbulkan dampak positif bagi masyarakat. Sastra Jerman tentu saja tidak mau ketinggalan. Raisya Amanda Ichsan atau yang kerap disapa Manda dari Angkatan 2018 menjadi perwakilan yang maju ke Pilmapres FIB UI 2021. Di balik perjuangannya, ternyata Manda sama sekali tidak menyangka bahwa dirinya bisa terpilih sebagai perwakilan Sastra Jerman dalam lomba tersebut.


“Menjadi Mapres Sastra Jerman (Sasjer) UI itu, menurut gue kaya ‘Wow! Beyond imagination!” terangnya. 


Sejak semester awal, ia tidak benar-benar menargetkan untuk menjadi perwakilan Sastra Jerman di perlombaan ini. Pun ketika dipanggil oleh ketua Ikatan Studi Jerman, ia tidak tahu-menahu bahwa itu adalah panggilan sebagai kandidat Mapres.


Manda sempat merasa ragu untuk mengikuti perlombaan ini karena menurutnya masih banyak orang yang lebih unggul darinya. Meskipun begitu, bagi Manda, menjadi wakil Sasjer merupakan sebuah kesempatan besar yang sudah diberikan kepadanya.


LO TUH HARUS PUNYA SESUATU YANG BISA LO OFFER KE JURI

“Apa sih, yang bikin mahasiswa berprestasi ini ‘berprestasi’?” kata Manda. Dalam perlombaan, para peserta tidak hanya dinilai dari Indeks Prestasi (IP) mereka, melainkan juga dari prestasi nonakademik dan soft skills mereka, seperti kemampuan berbicara di depan umum, kepemimpinan, dan keaktifan di luar studi. Manda sendiri menyertakan penghargaan internasional beasiswa kursus musim panas dari Deutscher Akademischer Austauschdienst (DAAD) dan beasiswa dari IndoRunners melalui program Lari Untuk Amal Sosial (LUAS) sebagai bukti pencapaiannya. Tidak hanya penghargaan dan beasiswa, Manda juga membawa kepemimpinannya ke atas panggung lomba. Sebagai mahasiswa yang aktif dalam organisasi dan kepanitiaan, Manda hampir selalu terlibat sebagai ketua dari sebuah kegiatan, di antaranya Ospek Jurusan Sastra Jerman 2020 dan kegiatan sosial masyarakat.

Foto pribadi: Raisya Amanda Ichsan

KARYA TULIS GUE ITU ADALAH ANAK GUE!
Ketika mengikuti Pilmapres, para peserta juga harus melombakan karya tulis masing-masing. Meskipun membuat karya tulis bukanlah sesuatu yang mudah, Manda dapat menghadapi rintangan dengan bantuan dosen-dosen pembimbing. Sesuai dengan tema Pilmapres UI 2021, resiliensi, dan dengan bantuan Frau Regina, Manda memutuskan untuk mengangkat topik yang terinspirasi dari pengalaman pribadinya yaitu resiliensi mahasiswa penerima beasiswa yang memanfaatkan teknologi untuk memperoleh dana dari pihak penyedia. 

“Dapet feedback dari dosen waktu mempersiapkan karya tulis itu sangat membantu, jadi kita bener-bener kebayang kalau nanti ngerjain TA kaya gimana,” terang Manda. Selain itu, pelatihan presentasi yang diberikan oleh Herr Arie memberinya banyak pelajaran baru mengenai cara presentasi, seperti penyampaian dengan tatanan bahasa yang benar, etika, serta body language yang sesuai. Proses pengerjaan karya tulis yang cukup memakan banyak waktu dan tenaga membuat Manda menganggap karya tulis ini  seperti anaknya sendiri. Atas dukungan teman-temannya pada hari perlombaan, ia merasa sangat bersyukur. “Gue dapat banyak support dari anak Sastra Jerman, kudos buat kalian semua!” ujar Manda.


MATI LISTRIK KETIKA AKAN PRESENTASI

Ada kejadian unik dan juga cukup menegangkan yang dialami Manda sejenak sebelum presentasi karya tulisnya di Pilmapres UI 2021. Hal itu bermula ketika Manda pergi ke rumah temannya untuk melakukan presentasi. Namun, tanpa disangka-sangka, listrik mendadak padam tepat ketika Manda sedang mempersiapkan gilirannya untuk presentasi. “Mau share screen, nih. Tiba-tiba, jlep! Mati lampu di rumah teman gue dan dia nggak punya paket data! Kartu gue di sana juga nggak ada sinyal!” ungkapnya ketika mengingat kejadian itu. Mencoba untuk tetap tenang, ia dan temannya pergi ke luar rumah untuk mendapatkan jaringan internet. Beruntungnya, peserta yang berada di urutan sebelum Manda ternyata masih belum selesai. Kemudian, secepat dan semendadak padamnya, listrik tiba-tiba kembali menyala ketika giliran Manda untuk presentasi tiba. Tidak jadi presentasi outdoor, deh!


KUNCI MENGIKUTI PILMAPRES ADALAH LO NGGAK MENGHARAPKAN APA-APA.

“Gue mengikuti suatu ajang dari kecil, nggak pernah mengharapkan menang. Karena gue pikir, itu pengalaman. Gue udah berada di sini aja udah keren. Nggak semua orang bisa punya courage untuk ngomong ‘ya udah, gue maju’,” tutur Manda dengan lugas ketika ditanya tentang hal-hal yang ia harapkan selama mengikuti Pilmapres UI 2021. Ia mengungkapkan bahwa mengikuti ajang perlombaan bergengsi ini adalah pengalamannya yang paling seru hingga saat ini. Bukan kemenangan yang menjadi harapannya, melainkan pengalaman dan cerita yang akan dibagikan. Selain itu, Manda juga mendapatkan pengetahuan dan koneksi dengan orang-orang yang memiliki passion dan ambisi yang sama. Keberanian dan kepercayaan diri untuk menjadi perwakilan prodi pada ajang Pilmapres FIB UI sudah merupakan hal yang patut dirayakan. Manda juga menegaskan, “jangan pernah takut dan jangan pernah ngerasa ciut, expectation could kill you, unless you know your worth. Lo harus walk into that land, man! You should walk into that battlefield, knowing your worth!”


Teks: Intan Eliyun Nikmah
Foto: Raisya Amanda Ichsan
Artikel ini pernah diterbitkan oleh Sprich! 2021 di issuu.com




Previous Post Next Post

Contact Form