September 2021 menjadi jadwal pesta politik yang meriah di Jerman. Pada bulan tersebut, Pemerintah Jerman menyelenggarakan Bundestagswahl atau Pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat Federal Jerman yang ke-20. Warga Jerman memilih calon kanselir baru mereka. Hal yang menarik dalam pemilihan ini, Angela Merkel, Kanselir Jerman yang telah menjabat selama 4 periode, tidak mencalonkan dirinya kembali. Keputusan tersebut membuat acara pemilihan semakin menarik karena muncul pertanyaan, partai apakah yang akan memenangkan suara terbanyak dan siapakah yang akan meneruskan kepemimpinan Merkel? Namun, tak sedikit pula yang merasa sedih karena Merkel harus lengser. Merkel telah mempererat hubungan negara-negara Uni Eropa dengan kebijakannya, sehingga banyak yang khawatir dengan masa depan Uni Eropa tanpa campur tangan Merkel. Meskipun demikian, beberapa kebijakan Merkel menuai kontroversi. Apa sajakah kebijakan itu?
Pada tahun 2008, terjadi krisis ekonomi global akibat meningkatnya akumulasi kredit yang besar dalam waktu singkat di Amerika Serikat. Krisis tersebut berdampak pada negara-negara di Eropa, khususnya Yunani. Ketika Yunani mengalami penurunan ekonomi, nilai mata uang euro menjadi turun. Penurunan kurs tersebut turut mempengaruhi ekonomi negara lain yang tergabung dalam Zona Euro, termasuk Jerman.
Sejak Angela Merkel menjabat sebagai Kanselir Jerman, ia memotong anggaran pengeluaran pemerintah yang besar dan berhasil mengurangi pengangguran. Hal ini menjadikan ekonomi Jerman lebih stabil, sehingga Jerman dapat menghindari krisis ekonomi tersebut.
Demi "menyelamatkan" Yunani, Merkel menuntut Yunani memotong pengeluaran besar-besaran dengan imbalan pinjaman dari Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional. Meskipun berusaha mempertahankan integritas Zona Euro, Merkel mendapat kecaman dari masyarakat Yunani. Kebijakannya dianggap sebagai taktik yang keras karena memotong dana pensiun dan layanan publik di Yunani. Namun, pada akhirnya Merkel mendapatkan dukungan dari 16 negara dalam Zona Euro dan berhasil mempertahankan integritas serikat moneter tersebut.
Pada tahun 2015, Angela Merkel membuat kebijakan yang disebut open door policy. Kebijakan ini membuka pintu bagi para pengungsi dari Afrika Utara dan Timur Tengah yang ingin mencari suaka di Jerman. Sebelumnya, Merkel telah meminta para pemimpin Uni Eropa untuk menerima pengungsi. Namun, beberapa negara menolak permintaan Merkel, seperti Polandia dan Hungaria, karena politisi nasionalis di negara tersebut mencanangkan anti-imigran.
Jerman menjadi negara di Eropa yang menyediakan suaka terbanyak bagi para pengungsi. Dukungan diberikan oleh masyarakat Jerman dengan menyambut hangat para imigran. Namun, situasi berubah setelah serangan di Köln pada malam tahun baru 2015 yang dilancarkan oleh seorang imigran. Kejadian ini memberikan peluang bagi partai sayap kanan, Alternative für Deutschland (AfD), untuk menarik simpati masyarakat yang menganggap imigran sebagai ancaman keamanan. Kondisi ini mengubah pandangan masyarakat Jerman dan memunculkan skeptisisme terhadap para imigran. Menghadapi reaksi masyarakat tersebut, Merkel tetap teguh pada keputusannya menjalankan kebijakan open door policy. Ia mengungkapkan bahwa penolakan Jerman terhadap isu kemanusiaan hanya akan membawa dampak buruk bagi masa depan.
Itulah dua kebijakan Merkel yang meskipun dianggap kontroversial, tetapi membuatnya menjadi sosok pemimpin yang dihormati. Walaupun banyak yang menyayangkan keputusan Merkel untuk tidak mencalonkan diri kembali pada pemilihan September 2021, Merkel tidak ingin publik menganggap bahwa keputusannya berkaitan dengan kebijakan-kebijakannya yang ditentang oleh sebagian masyarakat dan orang-orang di dalam koalisinya. Ia mengatakan bahwa dirinya tetap akan mundur "terlepas dari seberapa tidak memuaskannya tahun yang telah berlalu." Menurutnya, "Demokrasi berkembang karena perubahan."
Tumbuh Besar di Jerman Timur
Angela Merkel lahir di Hamburg, Jerman Timur pada 17 Juli 1954 dengan nama Angela Dorothea Kasner. Seperti anak muda Jerman Timur lainnya, Merkel juga mengikuti organisasi yang dibentuk oleh pemerintah Republik Demokratik Jerman, yaitu Junge Pioniere serta Freie Deutsche Jugend. Ketika remaja, Merkel mendengarkan The Beatles, bepergian ke Moskow, dan terkadang mengenakan pakaian Barat. Ia juga diam-diam menonton berita politik yang disiarkan televisi Jerman Barat.
Lulusan Fisika yang Terjun ke Dunia Politik
Pada tahun 1978. Angela Merkel lulus dari Program Studi Fisika di Universitas Leipzig dan mendapat gelar Doktor pada tahun 1986. Ia mulai aktif berpolitik di Partai Demokratischer Aufbruch (DA) pada tahun 1989 dan menjadi juru bicara di partai yang sama pada tahun berikutnya. Partai DA kemudian membentuk koalisi dengan Partai DSU dan CDU Pada tahun 1991, Merkel terpilih sebagai Menteri Remaja dan Perempuan di bawah pemerintahan Kanselir Helmut Kohl. Pada tahun yang sama, ia diangkat menjadi Wakil Ketua Partai CDU dan naik jabatan menjadi pemimpin partai sembilan tahun kemudian. Pada tahun 2005, Angela Merkel terpilih menjadi kanselir saat ia berumur 51 tahun, menjadikannya Kanselir Jerman termuda dalam sejarah. Selain itu, Merkel juga merupakan kanselir pertama yang sekaligus menjabat sebagai ketua partai.
Prestasi politiknya tercapai berkat gaya kepemimpinannya. Ia pun juga membuat berbagai kebijakan yang beberapa di antaranya menimbulkan kontroversi, seperti penanggulangan krisis ekonomi di Uni Eropa dan pembukaan perbatasan negara Jerman bagi para pengungsi. Kebijakan tersebut banyak menuai kritik. Di sisi lain, kebijakan ini juga banyak mendapatkan sanjungan. Berkat jasanya dalam "mengurus" ekonomi Eropa dan sikapnya yang keibuan, namun tegas, ia pun mendapat julukan "Mutti" yang berarti "ibu"
Artikel ini pernah diterbitkan oleh Sprich! 2021 di issuu.com