Dilema Letzte Generation: Tepatkah Langkah Mereka?

 



    Sudah lazim apabila demonstrasi membawa pembicaraan tentang masalah-masalah yang terjadi di dunia. Di Jerman sendiri telah terjadi beberapa demonstrasi aktivis berskala besar yang biasanya mengangkat persoalan iklim. Hal ini didorong oleh fakta bahwa iklim bumi telah memburuk dari waktu ke waktu. Bahkan, suhu bumi sudah meningkat lebih dari 1,2°C jika dibandingkan dengan tingkat praindustri sehingga berujung pada memburuknya cuaca di semua kontinen bumi (Butterfield et al., 2021). Ini merupakan konsekuensi dari perilaku manusia yang terlalu serakah dan acuh tak acuh bahwa tidak akan ada lagi planet yang dapat dipijak sebagai rumah selain bumi, yang sekarang mereka bunuh secara perlahan-lahan.
Para aktivis di Jerman menyadari hal tersebut. Apabila kita tidak menyuarakan dan memperingatkan, kelak bumi akan terlambat untuk diselamatkan. Namun, apakah demonstrasi yang dilakukan tepat dan membawa dampak sesuai yang mereka inginkan?
Mari ambil contoh demonstrasi yang baru saja terjadi pada September 2023. Beberapa anggota dari Letzte Generation (Generasi Terakhir), sebuah aliansi aktivis lingkungan yang aktif di Jerman dan merupakan bagian dari A22 Network bersama Renovate Switzerland, Dernière Rénovation di Prancis, serta Just Stop Oil di Britania Raya, melakukan demonstrasi dengan berjalan lambat seraya mengibarkan spanduk. Spanduk tersebut bertuliskan tuntutan “Weg von Fossil–hin zu gerecht” yang secara harfiah berarti “Jauhi fosil, tujulah keadilan”.

Gambar 1. Letzte Generation (sumber: aa.com.tr/en)

Dalam demonstrasi tersebut, mereka menuntut agar Jerman berhenti menggunakan minyak, tambang, dan gas, setidaknya sebelum tahun 2030. Mereka mengatakan bahwa ketiga hal itulah yang menyebabkan rusaknya iklim di bumi. 
Demonstrasi yang dilakukan dengan berjalan pelan tersebut  dapat dikatakan lebih moderat jika dibandingkan dengan demonstrasi-demonstrasi sebelumnya. Pada bulan yang sama, Letzte Generation melaksanakan demonstrasi di Brandenburger Tor dengan mencecahkan cat berwarna oranye dan kuning pada pilar-pilarnya sebagai bentuk tuntutan untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil.
    Tentu saja pihak kepolisian tidak tinggal diam, mereka berhasil menangkap 14 pengunjuk rasa yang berada di tempat dan diinvestigasi karena kerusakan properti yang terjadi. Dan ada kemungkinan besar bahwa para aktivis tersebut akan dituntut untuk membayar denda. Sejak Juni 2023, para aktivis telah diawasi langkahnya oleh kepolisian Jerman. Hal tersebut dilakukan karena pemerintah menganggap tindakan mereka telah mencapai tingkat ekstrem. Ini terbukti dari adanya penggerebekan dan penangkapan pada Mei 2023. 
    Letzte Generation sendiri sudah terkenal karena aksi-aksinya yang dianggap ekstrem, seperti menempelkan tangan di jalan-jalan besar, di landasan bandara Berlin dan Munich, serta di Formula E Berlin Grand Prix pada April 2023. Aksi ini membuat mereka dikenal sebelum akhirnya pada September 2023, mereka memutuskan untuk melakukan aksi berjalan dibanding aksi menempelkan tangan. Sebenarnya aksi ini tidak terlalu tepat karena Formula E sudah berbasis listrik sehingga tidak lagi menggunakan bensin. Namun, mereka tetap melakukan vandalisme pada beberapa properti, seperti jet dan kapal pribadi, yang merupakan ancaman bagi lingkungan.
    Aksi-aksi tersebut tentunya menuai banyak kontroversi, terutama pada November 2022, ketika Letzte Generation menempelkan tangan mereka di landasan pacu selama hampir dua jam yang menyebabkan 10 penerbangan dibatalkan dan lebih dari 20 penerbangan terlambat dari jadwal. Pada Juli 2023, aksi yang mereka lakukan juga mengakibatkan keterlambatan lebih dari 80 penerbangan sehingga dialihkan ke Hamburg dan Düsseldorf. 
    Penerbangan yang dibatalkan dan terlambat sudah pasti membawa kerugian besar pada beberapa maskapai penerbangan. Pada awal Oktober 2023, enam aktivis dari Letzte Generation menerima sebuah surel dari pengacara Eurowings—maskapai pernebangan yang merupakan bagian dari Lufthansa—yang meminta ganti rugi sebesar €120,000 atau setara dengan 2 miliar rupiah. Aksi mereka yang memblokir landasan penerbangan diancam untuk digugat melalui proses hukum apabila denda tidak dibayar sebelum pertengahan Oktober. Pada akhirnya, gugatan telah diajukan terhadap keenam aktivis tersebut.
    Tidak hanya bagi perusahaan, kerugian besar dialami pula oleh para penumpang. Bagi sebagian besar orang, waktu adalah hal yang sangat krusial. Dengan adanya pembatalan dan penundaan penerbangan, terjadi kekacauan terhadap jadwal yang telah disusun sehingga melewatkan berbagai hal-hal penting hanya karena ada aksi dari Letzte Generation. 
    Lantas, apabila dilihat dari banyaknya kerugian yang dihasilkan dan minimnya respons dari pemerintahan, mari kembali pada pertanyaan di atas, apakah demonstrasi yang dilakukan sudah tepat? 
    Tepat dan memiliki dampak yang sesuai dengan tujuan mereka tidak dapat dikatakan sepenuhnya benar atau salah. Dapat dikatakan benar karena tampaknya tidak ada cara lain untuk menarik perhatian pemerintah selain bertindak ekstrem dan radikal. Manusia-manusia egois pemegang kekuasaan terkadang perlu disadarkan dengan cara yang radikal agar menyadari betapa besar kerusakan yang terjadi akibat ketidakpedulian akan lingkungan. Namun, dapat juga dikatakan salah karena apa yang mereka lakukan mengganggu orang-orang tidak bersalah dan tidak pantas mendapatkan imbas dari aksi yang dilakukan oleh Letzte Generation, karena mereka bukanlah target yang ingin dituntut untuk membuat perubahan.
    Apa yang mereka perjuangkan adalah hal yang sah-sah saja. Sebab apabila tidak ada yang memperjuangkan isu perubahan iklim, bumi sebentar lagi akan terbunuh oleh tangan-tangan manusia yang tidak peduli. Namun, demonstrasi yang mereka lakukan juga dianggap negatif oleh masyarakat Jerman karena mengakibatkan kerusakan. 
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh YouGov, 60% responden berpendapat bahwa cara yang digunakan oleh Letzte Generation justru mengganggu aktivitas masyarakat Jerman. Namun, aksi yang mereka lakukan dapat dikatakan cukup berhasil mendapat perhatian, serta meningkatkan kesadaran sebagian masyarakat akan isu yang mereka suarakan. Walaupun masyarakat mempunyai pandangan yang kurang positif terhadap Letzte Generation, mereka menyetujui tuntutan Letze Generation mengenai kecepatan maksimum dan harga tiket transportasi publik. Bahkan, sekitar 44 persen responden berpendapat bahwa pemerintah Jerman tidak terlalu melakukan hal yang berdampak besar untuk memperbaiki masalah iklim.
    Di tingkat daerah, beberapa negara bagian telah mencapai persetujuan dengan para aktivis untuk mengakhiri pemblokiran jalan dan segala macam bentuk demonstrasi berskala ekstrem di kota-kota tersebut, serta mendukung aktivisme lingkungan yang sedang diperjuangkan. Namun, belum ada pembicaraan signifikan dengan pemerintah di level yang lebih tinggi, selain dengan menteri transportasi, Volker Wissing, walaupun pada akhirnya belum mencapai kesepakatan apapun, hal ini diakui sebagai langkah konstruktif.
    Oleh karena itu, mau seberat apapun sanksi atau denda yang diberikan, demonstrasi dari Letzte Generation akan terus berlanjut. Pemerintah belum bisa memberikan apa yang mereka tuntut. Mereka hanya dapat berharap bahwa demonstrasi yang mereka lakukan akan berbuah hasil dan berdampak baik–tentu dengan cara mengganti penyampaian agar lebih moderat–alih-alih berdampak buruk seperti demonstrasi-demonstrasi yang mereka lakukan sebelumnya.


Penulis: Lyla Dwi Amanda
Penyunting: Amira Shofia & Anne Wiratma Ilustrasi: Esterlita Claudia W.

Previous Post Next Post

Contact Form