Tak ubahnya waktu berlalu tanpa ragu
Berbanding terbalik dengan sayat halus perasaan berbekas luka lama
Sepasang bola mata, hembus nafas, elegi senja
Serta tiga puluh hal lainnya yang sudah bosan aku tuliskan
Bersama panjang kalimat dan gulir detik kepunyaanmu yang telah usai
Dalam hempasan kenangan seseorang dapat hidup
Berbalut sendu, bertabur pilu, berkelabut rindu
Bukan main hidup ini,
Bisa-bisanya melucuti takdir dan menertawakan hari lalu
Setiap manis kata mengelabui rasa,
Bisa apa kalau realita menelan isi kepala
Antara pilihan di depan mata
Dan kau berdiri di sebrang sana bersama bahagia mu yang akhirnya kau genggam
Masih saja aku biarkan sisa dingin malam milik kita bernyawa
Hinggap, terperangkap
Bersamanya terlentang kaku perasaan ku
Enggan hilang, berlalu,
Terkujur sia-sia,
Membeku
Menggigil aku dalam semu
Teks: Radistya Nabila
Ilustrasi: Maria Helena Diogo
Puisi ini pernah diterbitkan oleh Sprich! 2020 di issuu.com