Usaha Anak Jerman
Hai, kenalin nama gue Faura, tapi gue biasa dipanggil Poya sama teman-teman gue. Alhamdulillah, gue adalah mahasiswi S1 Prodi Jerman angkatan 2014 yang baru saja lulus (yay!). Gue juga pemilik dari sebuah toko kue online kecil-kecilan, cek Instagram-nya dan follow ya @poyapoyacake.id. Poya Poya Cake itu tempat gue jual kue-kue ulang tahun hasil buatan kedua tangan gue sendiri. Hobi dan passion gue itu pada dasarnya memang baking dan memasak. Tapi karena tidak direstui orang tua, gue tidak mengambil jurusan sesuai passion dan minat gue itu. Itu alasan gue suka banget mengisi waktu luang gue dengan membuat kue, seperti cookies dan lain-lain. Awalnya, gue cuma jual ke teman-teman di kampus. Terus, gue post kuenya di akun Instagram pribadi gue. Eh, ternyata yang pesan lumayan banyak. Akhirnya dibuat akun sendiri, deh!
Bisnis kecil ini gue mulai di tahun 2016. Alhamdulillah, masih berjalan sampai sekarang dengan konsumen yang semakin bertambah. Waktu menjalankan bisnis ini sambil kuliah, gue berusaha semampu gue supaya bisnis ini nggak mengganggu kuliah. Pokoknya, kuliah itu yang utama. Basically, kue gue itu semua harus pre-order dulu, jadi gue bisa atur tanggal kapan gue bisa terima pesanan dan kapan gue harus tolak. Jadi, kalau ada tes Sprache, gue tidak akan terima pesanan. Atau, kalau musim UTS dan UAS, biasanya gue terima pesanan di weekend aja. Nah, ketika libur telah tiba, baru deh semua pesanan gue terima. Satu pesan utama gue untuk yang mau usaha sambil kuliah: tetap utamakan kuliah lo, lulus dulu yang cepat. Lo harus bisa kontrol bisnis lo sesuai waktu kuliah. Gue rasa, tips ini bisa diterapkan ke segala macam bidang maupun jasa yang lo jadikan bisnis, bisa berupa baju, makanan, karikatur, atau apapun. Nanti kalau sudah lulus terutama dari prodi Jerman tercinta, baru deh lo bisa serius di bisnis lo, kasih hati sepenuhnya buat bisnis lo. Viel Glück!
Lustrée
Meskipun berkuliah di jurusan Sastra Jerman, yang tidak mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan bisnis, putra asli ranah Minang, Muhammad Ghivari Sarena, memiliki semangat yang luar biasa untuk mempelajari lebih dalam dunia jual-beli. Menurutnya, UI adalah ladang ilmu pengetahuan. Segala ilmu pengetahuan dapat ditemukan di sana, tinggal bagaimana caranya kita memetik ilmu itu sendiri. Kini, Ghivari tengah merintis bisnis di bidang kecantikan bersama dengan dua mahasiswi FMIPA dan Vokasi Ul. Cerita Chivari berawal dari rasa keingintahuannya terhadap ilmu ekonomi dan bisnis. la kemudian mencari sarana belajar di luar jurusan kuliahnya untuk mengasah kemampuannya dalam bidang bisnis. Awal tahun 2016, ia bergabung dan menjadi anggota salah satu UKM di UI, yaitu Center for Entrepreneurship Development and Studies (CEDS) UI. Di CEDS UI, Ghivari bertemu dengan rekan-rekan yang memiliki satu visi dengannya, yaitu Arkia (Kimia UI '14) dan Andin (Ilmu Administrasi Vokasi UI '14). Dari sana mereka berkomitmen membentuk suatu tim bisnis.
Berbekal pengalaman Azkia dalam bidang kimia dan kecantikan, mereka membuat bisnis yang bergerak dalam bidang kecantikan, yaitu produk serum kecantikan dengan bahan baku utama biji pohon argan yang hanya tumbuh di Maroko. Biji pohon argan tersebut kemudian diolah dengan teknik rahasia hingga menjadi sebuah serum kecantikan dengan merek Lustrée. Nama Lustrée sendiri diambil dari bahasa Prancis, yaitu lustre yang berarti berkilau. Sangat sesuai dengan artinya, manfaat dari produk tersebut adalah untuk melembabkan dan menyehatkan kulit wajah, serta membuat wajah nampak lebih berkilau.
Sambil merintis bisnisnya tersebut, Ghivari dan kedua rekannya pun sering mengikuti berbagai lomba bisnis. Salah satu di antaranya adalah B-Minus, yaitu bisnis inkubator yang diinisiasi oleh CEDS UI. Hebatnya, mereka bertiga berhasil menjadi The Best Team dan menerima pendanaan berupa pinjaman modal usaha dari CEDS UI. Saat ini, produk mereka, Lustrée, sedang dalam tahap uji kelayakan dari BPOM. Ghivari dan kedua anggota tim bisnisnya memiliki keyakinan dan ambisi yang sangat besar terhadap Lustrée.
Foto: Tim Redaksi Sprich! 2020
Artikel ini pernah diterbitkan oleh Sprich! 2020 di issuu.com